“Aku beristighfar, mensucikan hati dan jiwa diiringi ungkapan dua kalimat syahadat yang meruntunkan jiwaku. Aku meneteskan air mata, hatiku basah. Aku belum pernah merasakan suasana sedemikian sakralnya. Tanganku dijabat erat, lalu wali menikahkan diriku dengannya. Dan dengan suara terbata-bata namun jelas aku menjawab dengan penuh kemantapan hati.
“Qabiltu nikahaha wa tazwijaha”
Beberapa ketika masjid pun berdengung oleh doa seluruh hadirin.
“Baralallahu laka wa baraka alaika wa jama’a bainakuma fi khair!”
Hatiku terasa sejuk sekali. Air mataku terus meleleh tiada henti. Aku tiada henti mengucapkan hamdalah dalam hati. Setelah itu disambung khutbah nikah. Khutbah yang singkat, padat, namun membuat hatiku bergetar hebat. Diakhiri dengan doa yang membuat diriku lebur dalam keagungan tanda-tanda kekuasaan Tuhan.
Gerimis di hatiku tidak mau berhenti. Air mata terus saja meleleh. Aku kini telah memiliki seorang isteri. Subhanallah, walhamdulillah, wa laa ilaaha illallah, Allahu akbar!
Beberapa hari ini aku sering diganggu dek waktu bahagia yang kau kecapi. Hal kerana aku tidak diberi izin untuk menghadiri majlis yang mulia itu, Maka aku jadi serba salah. Tidak ada alasan yang lebih berat untuk ku ungkapkan melainkan kata “biiznillah”, denga izin Allah. Demi untuk menghadiri majlis nikahmu.
Mungkin dulu kita pernah memeterai janji bersama. Berusaha melakukan sesuatu bersama, bahkan perkara yang sebesar ini. Tapi Allah telah lebih dulu merancang, kau dipilihnya untuk mendahului kami, sahabat-sahabatmu.
Lalu hari-hari mendesak itu aku cuba membayangi peristiwa bersejarah buatmu. Aku cuba merakam meski aku tidak pernah melihat apatah lagi merasainya. Maka tulisan yang ku mulai di atas sekadar cebisan bayanganku bagi memujuk hati yang rajuk.
Mungkinkah yang tertulis di atas ada benarnya? Itukah yang kau rasa? Mungkin itu yang kau alami kala dianugerahi Allah s.w.t nikmat yang cukup agung. Menyempurnakan sebahagian dari tuntutan agama, suruhan juga sunnah Rasulullah s.a.w. Impian setiap insan yang memang dicipta berpasangan.
Semoga barakah tetap terus tercurahkan untukmu sahabatku. Tiada kata yang mampu terungkapkan selain doa yang terus-menerus terbit dari hati.
“Baralallahu laka wa baraka alaika wa jama’a bainakuma fi khair!”
“Semoga berkah Allah tetap untukmu, dan semoga berkah Allah tetap ke atasmu dan semoga Allah mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan”.
SELAMAT PENGANTIN BARU!
Untukmu sahabatku…
Ustaz Kamaruddin Toyo
juga buat isteri tercinta
0 ulasan:
Catat Ulasan