KENAPA YA, pada masa kecil-kecil kalau guru menyuruh melukiskan permandangan, selalu begini stailnya; lukis dua bukit bentuk V terbalik, lukis matahari dipenjuru atas kertas lukisan dan antara kedua bukit bersegi separah serta bermata dua dan tersenyum, lukis burung-burung menggunakan huruf M...???
Waktu dibangku sekolah, aku paling mencinta subjek Pendidikan Seni. Dengan hanya mengoperasikan otak kanan, bagiku ianya tidak sulit, tidak sukar dan tidak dependensi. Aku cukup senang mengikuti kelas-kelas lukisan. Aku berani mengaku, yang aku tergolong murid paling rajin hadir ke bilik Seni, tidak pernah mangkir meski sekali. Bangga!
Tapi yang benar, biar aku terus-terang, aku bukanlah seorang superior sebanding Da vinci, sang pelukis Mona Lisa yang terkenal itu. Buktinya sehingga kini aku tidak menjadi seorang artist...tu kan.
Arca Tuhan
Sore itu, di kaki langit matahari menyinar tapi dengan rasa malu kerna ada awan-awan lembut menengkup. Petunjuk hari beransur senja. Gunung dan bukit berjajaran, melatari nuansa alam, membentuk sebuah banjaran. Ya, Banjaran Titiwangsa.
Banjaran yang menganjur kira-kira 500km itu tampak gah mendasari bumi. Dilitupi gumpalan putih yang saling menyatu menjadi tasik kabus, indah dan menggoda. Kuperhatikan seni arca itu dengan teliti dan saksama. Indah dan memukau. Tenang dan mendamaikan. Aku jadi terpesona. Maaf, tidak hanya terpesona, aku takjub. Sempat kuberbisik, andainya ia sebuah lukisan, tentulah ianya sebuah karya paling sempurna sekali. Yang tidak akan pernah ada seteru tandingan. Walau ditangan Da Vinci sekalipun, sungguh tidak akan pernah!
Aku merenung tajam, berfikir kemudian aku tenggelam dengan samudera kejadian, langit, awan, bukit, gunung, matahari, kabus, udara, tasik, tumbuhan...
Ah, kejadian yang seindah ini. Ada yang bercahaya, ada yang berarak, bergerak perlahan, ada yang terpaku kaku. Jingga, biru, putih, hijau. Ada yang terliputi arah dan tempat, di atas, di bawah, timur, barat, utara dan selatan. Reka cipta yang penuh teliti, diatur rapi. Tona warnanya kontras tapi serasi, hidup dan menyegarkan. Seperti lukisan baru siap. Semuanya kelihatan ajaib. Menyihir. Bikin hatiku terketar takzim. Hebat!
“Oh, siapakah gerangan sang pemeta yang hebat ini?”
“Oh, siapakah gerangan sang pemeta yang hebat ini?”
“Dan Sesungguhnya jika Engkau (Wahai Muhammad) bertanya kepada mereka itu: ‘Siapakah Yang menciptakan langit dan bumi?’ sudah tentu mereka akan menjawab: ‘Allah’...”
Allah!
Sang Maha Karya.
Dhiya’
Kuala Terengganu
24 Safar 1433H
0 ulasan:
Catat Ulasan