Kalau Tuhan kita kenali,
Kasih sayang dan peranan-Nya…
Kasih sayang dan peranan-Nya…
Kalau Tuhan kita rasakan
Betapa Dia sangat cintakan hamba-Nya...
Betapa Dia sangat cintakan hamba-Nya...
Pagi hari yang tenang, sambil menikmati lirik lagu yang indah. Benar-benar menyentuh nubari. Lantas menimbulkan tanda tanya. Kenalkah aku kepada Tuhanku?
Kawan, sudahkah kau mengenali Tuhan kita?
Yang selama ini memberikan kita makanan, minuman, udara, pernafasan, pancaindera untuk mendengar, melihat, merasa, kaki untuk berjalan, tangan untuk memegang. Maka kita pun senang menerimanya.
Yang membuat hidup kita gembira dan bahagia. Yang terkadang membuat kita tersenyum dan ketawa. Dialah Tuhan kita yang memberikan segala-galanya.
Baiknya Tuhan kita.
Tapi...
Kenapa, apabila mengalami kesakitan kita menangis sedih?
Kenapa, apabila ditimpa kemiskinan kita bermuram durja?
Kenapakah kita tidak senang menerima ujian?
Kerna kita menyangka Allah murka dan membenci kita. Atau kerna kita ingin sihat seperti orang lain. Kita mahu hidup senang seperti orang-orang yang senang. Kita mahu bahagia sebagaimana orang lain hidup. Kita menginginkan agar seluruh kehidupan kita sentiasa dalam keadaan baik dan sejahtera. Benarkan?
Ah, manusia memang begitu fitrah kejadiannya. Hanya menginginkan yang enak-enak. Padahal kita lupa dengan firman Tuhan,
"Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan mengatakan 'Kami telah beriman' sedangkan mereka belum lagi diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah S.W.T. mengetahui orang yang benar dan orang yang dusta. " [Al-Ankabut : 2-3]
Kawan percayalah, penyakit, kemiskinan, kesusahan dan ujian sama sebagaimana nikmat, datangnya dari sisi Tuhan. Kita tahu semua itu. Tapi kenapa masih bersedih lama-lama, muram dan tidak ceria, malah marah-marah dengan ujian yang diberikan. Inilah yang sering membuatkan hari-hari kita tidak terasa indah dan berharga. Rasa kecewa dan putus asa. Hidup terasa kelam dan kelabu. Kita berasa kehilangan.
“Dan ada di antara manusia yang menyembah Allah dengan sikap dan pendirian yang tidak tetap, iaitu kalau ia beroleh kebaikan, senanglah hatinya dengan keadaan itu; dan kalau pula ia ditimpa fitnah kesusahan, berbaliklah ia semula (kepada kekufurannya). (Dengan sikapnya itu) rugilah ia akan dunia dan akhirat, itulah kerugian yang terang nyata.” [Al-Hajj : 11]
Janganlah lama-lama berkesedihan. Sudah masanya untuk kita merasa.
Sebagaimana kita merasai nikmat itu datangnya daripada Allah, maka bala ujian itu juga datang dari-Nya. Sebagaimana kita sedar bahwa pemberian nikmat itu adalah tanda kasih sayang Tuhan kepada hamba-Nya. Maka mengapa tidak kita memandang bahwa bala ujian itu adalah kerna sifat Maha Penyayang dan Maha Pengasih Allah kepada hamba-Nya.
Kerna Tuhan tidak mahu kita terus-terusan dalam kelalaian.
Kerna Tuhan tidak tegah melihat kita bergelumang dengan dosa dan kesesatan.
Kerna Tuhan inginkan kita hampir denganNya.
Kerna Tuhan mahu mengangkat dan memuliakan darjat kita.
Kerna Allah terlalu menyayangi kita, maka kita diuji oleh-Nya.
Apabila kita mengenali Tuhan kita yang bersifat dengan Pengasih dan Penyayang, dan kita merasai serta mengetahui bahwa Dia selalu menyayangi kita, maka kita tidak boleh buruk sangka kepadaNya dengan menanggap Allah telah memberikan kita sesuatu yang tidak baik. Tapi hendaklah kita yakini bahwa setiap ketentuan yang diberikan-Nya adalah baik, sesuai dengan kesempurnaan sifat-sifatNya.
Ujian memang berat, tapi kita ringankan dengan mengingati KASIH dan SAYANG Tuhan. Yakinlah Allah pasti memilih sesuatu yang baik untuk kita, kerna Allah sayang kita.
“...dan boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu sedangkan ianya baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu sedangkan ianya buruk bagimu. Dan Allah lebih Mengetahui, sedangkan kamu tidak tahu.” [Al-Baqarah : 216]
Kita hanya menyangka tapi Allah lebih mengetahui. Kenali Tuhanmu!
‘Sang Pencerah’
Dhiya’
Gong Badak
08 Jamadil Awwal 1433H