AD-DHIYA'

Tuhan, Jadikanlah Aku Cahaya!


Lemahnya Aku

“Ya Allah bantulah saya.”

Doa itu berkali-kali saya pinta ketika kudrat sudah berada dihujung masa. Seakan menanti malaikat maut tiba menjalankan titah Tuhan Rabbul Jalil. Saya hampir tidak berupaya. Saya letih.

Hari pertama kuliah saya benar-benar memancung kudrat. Walhal sesi pembelajaran tamat sehingga pukul 1.00 petang. Ntah mengapa tubuh saya terasa benar-benar di sapa keletihan. Saya seperti hilang nyawa. Maka tidak henti-henti saya berbisik. ‘Ya Allah bantulah saya agar bisa kuat menjalani kehidupan ini.’

Lalu saya didatangi kerisauan yang membesar. Risau pada hari-hari esok. Bolehkan saya hadapi dengan kudrat yang sekecil ini. Kuliah hari ini hanya separuh hari. Bagaimana kiranya dengan hari lain yang kuliahnya hingga ke petang kemudian disambung kemalam. Lama saya memikirkan hal itu. Sambil merebahkan tubuh yang hampir hilang upayanya dipembaringan. Saya mahu merehatkannya. Biar nanti tenaga bisa bertambah. Sehingga fikiran saya tentang kerisauan itu ikut tidur bersama saya.

Hanya Allah tempat saya bergantung.

Di sini saya tidak punya sapa-sapa selain Allah dalam hati. Dia tempat saya merebahkan tubuh untuk bersandar. KepadaNya tempat saya bergantung. Ketika saya butuhkan sesuatu, Dia yang saya perlukan. Dia teman untuk saya berbicara dan meluah rasa. Dia adalah segala-galanya. Maka ketika saya sarat dengan kesusahan seperti ini. Saya pinta padaNya. Saya merayu, meminta, menagih, menyeru, memuji, memohon. Sehingga saya menitiskan air mata, saya suda tidak kira.

“Ya Allah, jangan tinggalkan saya.”



Dhiya’
Kampus Kusza, UDM


1 ulasan:

betapa manisnye saat Allah turut menyambut rintihan jiwa penuh sengsara,masihkah dalam pandanganNya, bertaut kukuhkah tali ini atau hanya perasaan semata..tatkala mendekat umpama xnak biarkan masa berlalu,bia beku tanpa perlunya saat,tapi masih kah lagi berpeluang akan hadir saat manis bersamaMU..Allah bantu hambuMu mendekati MU