KAWAN, jika kau ke sini, ke kafe makanan. Kau akan ku perlihatkan kejadian Tuhan. Indah dan sungguh menawan. Benar aku tidak menipu. Tapi perlu kau tahu. Mungkin saja indah dipandangan, sebenarnya panahan syaitan.
Seperti ku katakan, tempat ini sering dipenuhi perempuan. Berasak-asakan. Maaf kukatakan, kadang menyusahkan kaum adam. Nah, barangkali perlu kusaranakan pada orang atasan, sediakan kafe makanan khusus untuk perempuan. Bisakan?
Aku melirik. Satu, dua, tiga...tidak bisa kukira. Kemudian aku berhenti. Perempuan, wanita, hawa, muslimah, betina...ah, aku jadi hampa.
Baru ku sedar, akhir-akhir ini kurasakan kelainan. Kafe tidak lagi indah dipandangan. Kelam bikin aku hilang perasaan. Kenapakah Tuhan?
Kuperhatikan perempuan-perempuan. Dan...
Bidadari itu?
Tiba-tiba aku jadi teringat bidadari itu. Sungguh lama aku tidak ketemu. Sudah lama aku tidak melihatnya, bersua atau bertentang mata. Oh, dimanakah bidadari itu yang saat terpandang, teringat Tuhan. Memandangnya, membuat ruh memuji Tuhan.
Tuhan, kemana perginya?
Apakah ini yang telah menghilangkan keindahan, yang membuat kelam hingga aku hilang perasaan. Barangkali bidadari itu sudah diangkat Tuhan. Andai sahaja perempuan-perempuan sinetron menjadi bidadari, akan segera ku pilih menjadi teman hati.
Mahu jadi bidadari?
Dhiya’
Kampus KUSZA
12 Muharram 1433H
3 ulasan:
Amin..Ya Allah mohon hidayah dan kekuatan-Mu dalam melalui hidup ini.. demi mencari redha-Mu dunia dan akhirat...
satu nukilan yang baik!!!!!
sea lavender: ameen..doa jg utk semua ya
faRlha hikmah: berkat doa teman2..terus bljr
Catat Ulasan