Malam itu usai menadah kitab Hidayatus Salikin bersama Ustaz Azhar Idrus saya terus pulang ke kampus. Biasa saya pergi bertiga, tapi hari ini saya keseorang. Junior saya, Mustaqim dan Zubir tidak ikut serta kerana ada rehla ke Kelantan.
“Akh, jom ikut ke Kelantan. Katanya mahu release tension.” Ajak Zubir.
“Maaflah. Masi ada tugasan yang perlu disettlekan.” Balas saya.
Beberapa hari berlalu saya tidak fokus. Emosi saya tidak menentu. Ketika hendak memuraja’ah buku-buku saya tiada tumpuan. Semua hambar. Saya buka laptop. Sewaktu membuka blog Ad-Dhiya’ saya diziarahi seorang teman pada ShoutMix. Kemudian saya kunjungi blog peribadinya. Saya baca teliti dan saya baca tulisannya. Saya tersentuh dengan sebuah kata-kata pada halaman blog. Saya titipkan di sini,
SometimesAllah breaks our spirit to save our soul.
SometimesAllah breaks our heart to make us whole.
SometimesAllah allows pain so we can be stronger.
SometimesAllah sends us failure so we can be humble.
SometimesAllah allows illness so we can take better care of ourselves.
SometimesAllah takes everything away from us so we can learn the value of everything he gave us.
Make plans but understand that we live by Allah’s grace.
“Mungkin ini kehendak Allah atas apa yang terjadi.” Bisik saya sendiri.
Sekurang-kurangnya hati saya terubat dengan kalimat-kalimat itu.
"Syukran ya akhi, usah jemu berpena!"
"Syukran ya akhi, usah jemu berpena!"
Ilahi anta maksudy wa ridhoka mathluby!
Dhiya’
Universiti Sultan Zainal Abidin
5 Zulhijjah 1431H
0 ulasan:
Catat Ulasan