Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.
Teladan orang-orang yang bercinta adalah Baginda Nabi. Cinta sejati adalah cintanya sepasang pengantin yang telah diredhai Tuhan dan didoakan seratus ribu malaikat penghuni langit. Tidak ada perpaduan kasih lebih indah dari pernikahan.
Kaum lelaki itu adalah pemimpin dan pengawal yang bertanggungjawab terhadap kaum perempuan, oleh kerana Allah telah melebihkan orang-orang lelaki (dengan beberapa keistimewaan) atas orang-orang perempuan, dan juga kerana orang-orang lelaki telah membelanjakan (memberi nafkah) sebahagian dari harta mereka. maka perempuan-perempuan yang solehah itu ialah yang taat (kepada Allah dan suaminya), dan Yang memelihara (kehormatan dirinya dan apa jua Yang wajib dipelihara) ketika suami tidak ada bersamanya, Dengan pemeliharaan Allah dan pertolonganNya...” (An-Nisa’: 34)
Wahai yang bergelar suami,
Taatlah kepada Allah dan Rasul dan patuhlah kepada perintahNya. Peliharalah diri dan maruahmu walaupun di tempat-tempat yang sunyi dari pandangan orang lain, samaada ketika dihadapan isterimu atau dibelakangnya. Dan sentiasalah mengingati Allah serta takut kepadaNya dengan sebenar-benarnya.
Suami itu pembimbing kepada isterinya. Ajari dia hal-hal agama. Pesankan padanya agar turut sama takutkan Allah. Rasulullah bersabda, “Orang yang paling baik antara kalian adalah yang paling berbuat baik kepada isterinya.”
Ku mohon, muliakanlah isterimu. Bawalah dia hidup di jalan yang diredhai Allah. Berusahalah agar kau bisa menciptakan kegembiraan di dalam hatinya dengan cara apa pun.
Untuk kakakku yang tercinta,
Wahai Kakakku!
Engkau sekarang akan berpindah dari rumah tempat engkau dibesarkan dan akan berada di tempat tidur yang tidak engkau kenal,
dan rakan hidup yang engkau tidak biasa dengannya.
Itulah suamimu,
Jadilah engkau sebagai tanah untuknya dan ia akan menjadi sebagai langitmu.
Jadilah engkau sebagai lantai untuknya dan ia dapat kau jadikan tiangmu.
Jadikanlah dirimu ibarat seorang khadam (pembantu) kepadanya, nescaya dia pula akan menjadi khadam (pembantu) kepadamu.
Jangan engkau memaksa-maksa apabila engkau meminta sesuatu daripadanya, dengan cara yang demikian akan menjadi ia merasa benci padamu.
Jangan pula engkau menjauhkan diri nescaya ia akan melupakan engkau.
Dan kalau ia pula menjauhkan diri secara marah kerana sesuatu sebab yang tertentu, maka yang eloknya jauhkanlah dirimu dari padanya semasa marah.
Peliharalah hidung, telinga dan matanya.
Janganlah membiarkan dia menghidu sesuatu daripada mu melainkan yang harum,
Janganlah membiarkan dia mendengar sesuatu daripadamu melainkan yang baik,
Dan janganlah membiarkan dia melihat sesuatu daripada mu melainkan yang cantik, belaka.
Wahai Pengantin!
“Kalian adalah satu jiwa. Kau adalah dia. Dia adalah kau. Kalian akan mengharungi kehidupan ini bersama. Dukamu dukanya. Dukanya dukamu. Sukamu sukanya. Sukanya sukamu. Cita-citamu cita-citanya. Cita-citanya cita-citamu. Senangmu senangnya. Senangnya senangmu. Bencimu bencinya. Bencinya bencimu. Kurangmu kurangnya. Kurangnya kurangmu. Kelebihanmu kelebihannya. Kelebihannya kelebihanmu. Milikmu miliknya. Miliknya milikmu. Hidupmu hidupnya. Hidupnya hidupmu.”
“Barakallahu laka wa baraka alaika wa jama’a bainakuma fi khair!”
“Semoga berkah Allah tetap untukmu, dan semoga berkah Allah tetap ke atasmu dan semoga Allah mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan”.
“Selamat Pengantin Baru.”
Dhiya’
Universiti Sultan Zainal Abidin
14 Zulhijjah 1431H
5 ulasan:
slmt pgantin baru zaid,...........ha3
haa..semoga nanti kata-katanya di makbulkan...
ermm..terasa warkah ni mcm ditujukan utk sy...haha..apepun tinta awk mmg hebat...keep blogging k...syukran jazilan...doakan rumah tangga yg bakal sy bina berkekalan hgga ke syurga yer...:-)
assalamualaikum.
sedekit tinta untuk kalian semua yang mana akan bergelar suami...
tinta ini adaptasi dari "saat lafaz sakinah" yang merupakan pesanan seorang ayahanda & bonda kepada bakal menantunya...
dan janji seorang suami kepada mertuanya...
moga ia menjadi ibrah buat semua...
heningnya,sunyi suasana
lafaz sakinah bermula
apa rasa,diterjemah hanya
sebak abah,tangis ibunda...
adalah aku,wali puteriku
serah kini amanahku ini padamu
nafkahilah dia,curah kasih tercinta
lebih dari yang ku berikan padanya
dulu esakannya sandar di bahuku
tangisannya kini ku serah padamu
bukan bermakna dia bukan milikku
fitrahnya perlukanmu
jadilah dia "wanita syurga"
mengerti benar akan maharnya
taat itu bukan hanya pada nama
indah ia pada maksudnya...
janji suami...
ku akur,pada pesanmu
puterimu kini amanahku
iringilah dengan doamu
bahagia kami dari redhamu...
maraming salamat atas saat lafaz sakinah
Catat Ulasan